Ponorogo, SW_ Dr. H. Ali Mufti, S. Ag, M.Si plt Ketua DPD Golkar Ponorogo, anggota komisi 5 DPR RI Jawa Timur, bersama sekretaris Eko Priyo Utomo, jajaran DPRD Kab Ponorogo dari partai golkar dan Nara sumber Dr. Wildan Nafii
Pengurus Kecamatan se Ponorogo, pengurus pleno. Menghadiri agenda yang digelar oleh Hj. Atika Banowati anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan dengan tema sarasehan sosialisasi membangun menumbuhkan jiwa kesetiakawanan sosial di masyarakat di gelar do gedung DPD Golkar Ponorogo Ahad (9/3) .
Ini merupakan bagian dari kegiatan Solosemiran ( Sosialisasi Lokakarya Seminar dan sarasehan) yang menjadi program bagi pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Jawa timur untuk seluruh komunitas maupun kelompok masyarakat.
Dalam sambutannya Hj. Atika menyampaikan terimakasih sekaligus berharap atas dukungan untuk bisa amanah dalam mengemban tugas.
Dirinya menjabarkan sudah beberapa komunitas yang terlibatkan dalam kegiatan solosemiran.
“Terlebih pada momen ini sengaja digelar di DPD Golkar dalam moment romadhon untuk buka bersama dan silaturahmi dengan pengurus kecamatan dan pleno” jabarnya.
Sementara H. Ali Mufthi plt ketua DPD Golkar Ponorogo menyebut akan menggelar konsolidasi dalam waktu dekat, sekaligus menakar kekuatan Golkar di seluruh wilayah Ponorogo sehingga bisa siap memenangkan pemilu kedepan.
” Tidak main main kita harus solid dan terus konsolidasi untuk semakin solid kompak progresif dan mengambil kemenangan di tahun 2029.” terangnya.
Disisi lain sesuai tema Dr. H. Ali mengharap seluruh anggota untuk menumbuh kembangkan kesetiakawanan di partai golkar dengan konsolidasi terjun ke masyarakat setiap hari.
” Harapannya bisa membesarkan Golkar. Dan pengurus PK dan pleno harus menjadi contoh terutama waktu pikiran dan dananya.” jelasnya.
Dr. Wildan selalu pemateri ke 2 menyampaikan budaya kesetiakawanan ditanamkan berdasarkan dari faktor ekonomi, pendidikan. yang tidak kalah penting adalah jiwa gotong royong jadi bagian penting.
Kesetiakawanan dengan selalu empati kepada orang miskin. Sebagaimana nabi dekat dengan orang miskin. Sehingga harus menjadi teladan.
“Mengajak dengan mencontohkan atau memberi teladan. Dengan perkataan yang baik. Dan yang terakhir memberi bantahan dengan cara yang paling bagus. ” ungkapnya.